Setelah lama sekali saya memantau kemungkinan adanya orang lain yang secara sukarela menerjemahkan drama ini, ternyata hasilnya nihil. Beruntung, ada yang menerjemahkan novelnya. Saya belum sempat membacanya sih, tapi menerjemahkan novel secara sukarela patut diapresiasi, thanks to Yuki.
Ngomong-ngomong, BBJX ini termasuk drama yang membuat saya sulit untuk move on. Entah perlu berapa hari bagi saya untuk benar-benar kembali ke dunia nyata.
Balik ke subtitle, agak sulit sebenarnya bagi saya menerjemahkan ini. Mungkin bagi orang lain gampang saja karena memang sudah ada subtitle bahasa Inggris-nya. Tapi, saya merasa kurang yakin dengan beberapa istilah dan idiom yang dipakai. Apa memang padanan katanya sudah benar dalam bahasa Indonesia atau tidak?
Yah, sebagai penerjemah tanpa pendidikan bahasa Inggris yang tidak jelas, bagi saya ini sudah lumayan. Baru berjalan di episode 1 saat ini. Siapa tahu ada yang ingin membantu karena saya sendiri kurang yakin dapat menyelesaikan semuanya seorang diri. Oke deh, ini link-nya --> Index sub
Daftar dulu ya di forum IDWS. Awalnya, saya ingin unggah ke subscene, tapi ternyata slot dramanya tidak ada dan saat mau create new tidak ada slot-nya juga di imdb. Untuk episode selanjutnya, silakan stay tune di forum IDWS ^^v
Senin, 14 April 2014
Minggu, 23 September 2012
Belajar dari Film: Suku Hui dalam drama Cina The Book and The Sword (Pedang dan Kitab Suci) dan Huan Zhu Ge Ge (Putri Huan Zhu)
Book and Sword dg pajangan Ka'Bah |
Nggak lama saya bikin artikel tentang Bu Bu Jing Xin dan keinginan saya yang ingin nonton lagi drama Pedang dan Kitab Suci ternyata doramax264 langsung posting link drama itu. Senang betul saya sampai jingkrak-jingkrakan. Mungkinkah encoder-nya sempat baca artikel saya yang itu, ya? Haha… siapa tahu, kan?
Drama Cina kedua yang saya tahu menampilkan suku Hui adalah drama Putri Huan Zhu. Selir Han Shiang
Selir Han Xiang di PHZ [2011] |
Kedua drama ini memang tidak memfokuskan pada kehidupan suku Hui, tapi kedua drama ini membuat saya ingin ke Cina mengunjungi daerah Ningxia. Cina itu negara yang luas dengan banyak suku seperti negera kita, sampai-sampai Nabi Muhammad mengatakan kepada umatnya bahwa kita harus menuntut ilmu sampai negeri Cina. Beruntunglah mereka yang belajar di sana karena telah merealisasikan sunnah Nabi (meski hadist itu bersifat implisit, maksudnya nggak mesti ke Cina juga, soalnya kan di masa itu Cina benar-benar maju, tapi toh saya yakin pahalanya lebih gede menuntut ilmu di sana, hehe J).
Nggak ada salahnya menurut saya kalau kita suka nonton film, asal kita bisa mengambil ilmu dari film-film yang kita tonton. Buang yang jelek, ambil yang bagus. Sukai film-film yang bakal bikin kita penasaran dengan kehidupan kita. Contohnya, saya menyukai drama-drama historikal (model saeguk, wuxia, atau taiga, meski taiga agak-agak malas nonton karena ceritanya benar-benar mengikuti sejarah yang notabene biasanya berakhir tragis). Dari film-film atau drama-drama itu kita mempelajari lebih lanjut lewat media yang lain seperti internet dan buku-buku ilmu pengetahuan. Ilmu itu nggak semuanya harus datang dari bangku sekolah, bukan?
Komutta & Streetdirectory: Aplikasi Android Untuk Warga Jakarta dengan Mobilitas Tinggi
Ada saat-saat saya harus mengelilingi kota tempat turun-temurun keluarga saya berdiam. Sedikit-sedikit saya harus melihat peta Jakarta dan mencari informasi angkutan umum di internet. Untunglah, zaman sekarang yang namanya teknologi terus berkembang. Dengan berbekal ponsel ber-platform android dengan dua aplikasi yang senantiasa mendampingin saya, mengililingi Jakarta pun bukan hal yang sulit lagi.
Tampilan komutta |
Tampilan Streetdirectory |
Aplikasi kedua adalah streetdirectory. Aplikasi ini berupa map, ada juga sih info tentang perusahaan, tapi saya lebih suka dengan aplikasi map-nya. Lalu kenapa saya tidak menggunakan google map? Saya merasa aplikasi lebih lengkap dibanding google map. Setahu saya sih (maap kalau salah) streetdirectory langsung ke lapangan dengan berbekal GPS, sedangkan google map lewat setelit.
Memang ya, zaman sekarang teknologi makin maju saja. Jadi, saya nggak perlu khawatir lagi tersesat di kota tempat kelahiran saya ini.
Langganan:
Postingan (Atom)