Kadang atau mungkin sering saya merasa heran dengan banyaknya orang yang menyukai film bertema sadisme atau ada adegannya yang berdarah-darah. Saya sendiri tidak menyukai film bertema horor dan sadisme.
Dari dulu saya percaya, pikiran buruk seseorang bisa menggerogoti hati orang tersebut.Pernah nggak kalian bisa merasakan betapa sakitnya bila digituin, diginiin, dan digonoin saat nonton film itu? Banyaknya darah yang muncrat ke mana-mana bikin saya merinding. Tapi kenapa justru banyak pula orang yang menyukainya?
Baru-baru ini saya membaca novel trilogi The Hunger Games. Yup, seakan-akan orang yang menonton kesadisan dengan riang gembira rasanya sisi kemanusiaan mereka lenyap. Tapi namanya novel masa iya di alam nyata ada? Wah, kalau dipikir-pikir banyak juga berita yang mencatumkan si anu diginian, dia digituan, yang ono digonoin.
Saya sendiri paling tidak suka membaca artikel berita tentang pemerko***, penyi*** dsb. Miris, sedih, dan lagi kesal karena tidak punya kemampuan untuk mengubahnya, menolongnya, memperbaikinya Akkkkhhh!
Mungkin Anda bertanya-tanya kenapa saya sampai sebegitu bencinya dengan film bertema sadis. Bukan salah saya sebenarnya. Tapi waktu masih kecil saya diajak nonton video Bosnia. Ada adegan yang masih menghantui saya sampai sekarang, adegan kepala yang sedikit bergerak di atas tanah, saya cuma bisa "zaofywpu03450(**(^(*%849534k". Yeah... dan beberapa tahun kemudian nonton video tragedi SARA di Ambon yg lagi dengan adegan kelihatan usus dari orang yang masih hidup, saya cuma bisa bilang "ijaohfiy(((^*%97toetluiuiwt". Setelah itu ada juga video tentang Palestina, tapi saya kabur nggak mau nonton.
Dua video sadis yang nyata dan masihkah saya menganggap kesadisan itu hiburan? Bagaimana kalau saya yang menjadi korban dari sebuah kesadisan? Haruskah saya marah terhadap orang-orang yang menonton saya sebagai hiburan, seperti halnya Katniss dalam The Hunger Games?
Saya benar-benar dibuat bingung dengan orang-orang yang mempunyai imajinasi tentang kesadisan. Semestinya imajinasi seperti itu jangan dibiarkan karena pikiran buruk seseorang lama-lama bisa menggerogoti hati orang tersebut. Masih nggak yakin? Coba pikirkan baik-baik.
Wahai kalian yang membaca tulisan ini kalau kalian suka film sadis, tidak ada salahnya untuk menguranginya. Mungkin bagi beberapa orang menonton film sadis dapat mencapai kepuasan, beberapa yang lain mungkin bisa mencapai kepuasan seks. Normalkah? Adakah kemungkinan hal-hal tersebut bisa menyakiti orang lain?
Saya bukan psikiater ataupun ahli psikolog, tapi akan lebih baik jika kita menghindari pikiran-pikiran buruk dengan menyetop hiburan yang merusak hati.
Rabu, 18 Juli 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar