Rabu, 18 Juli 2012

Perempuan Pecinta Poligami (3P): fenomena nyata!*


Tulisan ini terinspirasi dari berbagai sumber dan sama sekali tidak ilmiah. Jadi, butuh kajian ulang.

Benarkah perempuan tidak suka dipoligami? Tidak ada yg mau, tentu saja.

Benarkah? Hanya untuk bagi perempuan yang ingin benar2 dicintai, YA!

Di tengah maraknya isu pelarangan poligami, ternyata sebagian perempuan Indonesia menikmati poligami. MENIKMATI!

Kok bisa?

Ini di luar kajian ISLAM lho ya... Jadi ini gak ada sentimen agama, mohon maaf sblmnya kalo ada yg tersinggung.

Perempuan pecinta poligami adalah perempuan yg menginginkan hidup santai atau berkarier sesuai impian. Menikah adalah problem bagi perempuan yang menginginkan dua hal tersebut. Berikut adalah problemnya.

1. Capek ngurusin pakaian suami, masakin, bloman kalo udah urusan ranjang. Deuh... capek bgt dah, gak ada waktu buat santai dan diri sendiri.

2. Pengen bgt mengejar karier dan dapet uang yg banyak, tapi kbykan suami gak suka kalo istrinya pny jam kerja lebih byk apalagi yg gajinya gedean.

3. Lebih suka konsen ngurus anak dan beresin rumah setiap hari. Anak aja sering berantakin rumah, pas suami pulang... idih! gak bgt dah, sepatu asal lempar abis itu minta makan, abis itu... aaaakh! gw capek tauk!

TAPI

kami (perempuan) harus menikah, biar punya status dan pelindung.

AKHIRNYA

POLIGAMI jalan keluarnya! Soalnya...

"Enak kan? gak tiap hari suami pulang, jadi baju kotor cuman dikit deh"

"Kalo capek mslh ursan ranjang, tinggal dioper, beres"

"Kita bisa kerja, udah gitu dapet uang jg dari suami, anak tinggal ksh pembantu, jadi kita idup enak"

Jadi, yg poligami ada lho perempuan modern (terpelajar dan dari awal emang org kaya). Bisa dibilang poligami sebenarnya solusi bagi para perempuan yg ingin meniti karier bagus mengejar impian masa muda, jiah... so, gimana nih? Fenomena yg ini jarang bgt disorot loh, pdhl dlm praktiknya byk, cuma gak smua yg berpikir demikian mau mengungkapkannya. Yah... terdengar murahan, apalagi tdk sedikit yg sudah merusak rmh tangga org.

Poligami adalah fenomena sosial (blm ktm teorinya) tidak semua perempuan merasa ditindas dg dipoligami, tapi sebaliknya juga ada. Satu pesan saya utk perempuan yg tertindas, jadilah perempuan yg cerdas kalo dipoligami, kalo gak mau cerai coba aja berpikir kyk perempuan di atas hehehe ^^ (Yg ini saran gak bener loh)

Tetap saja sbg perempuan, kita pny pilihan, lagian ada kan perjanjian pranikah (coba tonton KCB deh, lmyn tuh sumber pljrn). PEREMPUAN PUNYA PILIHAN. Asal ingat jgn sampe ditipu pria yg tlh menikah. Ingat juga, menikah adalah penyatuan dua keluarga, bkn cuma dua insan.

Secara pribadi saya gak mau dipoligami, tapi setiap org pny pilihan "dipoligamiin" atau "mempoligami" apa gak. Itu aja.

Tulisan ini pernah saya publikasikan di facebook.

0 komentar:

Posting Komentar