Senin, 14 April 2014

Subtitle Terjemahan Saya: Bu Bu Jing Xin / Startling By Each Step

Setelah lama sekali saya memantau kemungkinan adanya orang lain yang secara sukarela menerjemahkan drama ini, ternyata hasilnya nihil. Beruntung, ada yang menerjemahkan novelnya. Saya belum sempat membacanya sih, tapi menerjemahkan novel secara sukarela patut diapresiasi, thanks to Yuki.

Ngomong-ngomong, BBJX ini termasuk drama yang membuat saya sulit untuk move on. Entah perlu berapa hari bagi saya untuk benar-benar kembali ke dunia nyata.

Balik ke subtitle, agak sulit sebenarnya bagi saya menerjemahkan ini. Mungkin bagi orang lain gampang saja karena memang sudah ada subtitle bahasa Inggris-nya. Tapi, saya merasa kurang yakin dengan beberapa istilah dan idiom yang dipakai. Apa memang padanan katanya sudah benar dalam bahasa Indonesia atau tidak?

Yah, sebagai penerjemah tanpa pendidikan bahasa Inggris yang tidak jelas, bagi saya ini sudah lumayan. Baru berjalan di episode 1 saat ini. Siapa tahu ada yang ingin membantu karena saya sendiri kurang yakin dapat menyelesaikan semuanya seorang diri. Oke deh, ini link-nya --> Index sub

Daftar dulu ya di forum IDWS. Awalnya, saya ingin unggah ke subscene, tapi ternyata slot dramanya tidak ada dan saat mau create new tidak ada slot-nya juga di imdb. Untuk episode selanjutnya, silakan stay tune di forum IDWS ^^v http://eemoticons.net

Minggu, 23 September 2012

Belajar dari Film: Suku Hui dalam drama Cina The Book and The Sword (Pedang dan Kitab Suci) dan Huan Zhu Ge Ge (Putri Huan Zhu)


Book and Sword dg pajangan Ka'Bah
Pertama kali saya mengenal Suku Hui waktu masih kecil saat menonton drama Cina berjudul Pedang dan Kitab Suci yang tayang di TPI. Sampai saya besar, saya tidak pernah ingat bagaimana detail ceritanya. Saya ingatnya hanya ada dua orang kakak-adik perempuan Hui yang menyukai orang yang sama, selebihnya nggak ingat. Makanya, kemarin saat ingin nonton drama-drama Cina lagi tiba-tiba ketemu info remake Pedang dan Kitab Suci, yang main jadi kaisar si Adam Cheung (bener kan ya namanya?). Adam Cheung dulu itu pernah main jadi Pendekar Harum yang pernah tayang di RCTI.

Nggak lama saya bikin artikel tentang Bu Bu Jing Xin dan keinginan saya yang ingin nonton lagi drama Pedang dan Kitab Suci ternyata doramax264 langsung posting link drama itu. Senang betul saya sampai jingkrak-jingkrakan. Mungkinkah encoder-nya sempat baca artikel saya yang itu, ya? Haha… siapa tahu, kan?

Drama Cina kedua yang saya tahu menampilkan suku Hui adalah drama Putri Huan Zhu. Selir Han Shiang
Selir Han Xiang di PHZ [2011]
berasal dari suku Hui yang kalau di drama The Book and The Sword menyukai sang tokoh utama dari suku Han. Pas saya nonton kembali drama remake The Book and The Sword, memang latar sejarah kedua drama itu sama, yaitu saat Kaisar Qianlong berkuasa. (NB: Kaisar Qianlong ini anaknya pangeran ke-4 di Bu Bu Jing Xin, lho).

Kedua drama ini memang tidak memfokuskan pada kehidupan suku Hui, tapi kedua drama ini membuat saya ingin ke Cina mengunjungi daerah Ningxia. Cina itu negara yang luas dengan banyak suku seperti negera kita, sampai-sampai Nabi Muhammad mengatakan kepada umatnya bahwa kita harus menuntut ilmu sampai negeri Cina. Beruntunglah mereka yang belajar di sana karena telah merealisasikan sunnah Nabi (meski hadist itu bersifat implisit, maksudnya nggak mesti ke Cina juga, soalnya kan di masa itu Cina benar-benar maju, tapi toh saya yakin pahalanya lebih gede menuntut ilmu di sana, hehe J).

Nggak ada salahnya menurut saya kalau kita suka nonton film, asal kita bisa mengambil ilmu dari film-film yang kita tonton. Buang yang jelek, ambil yang bagus. Sukai film-film yang bakal bikin kita penasaran dengan kehidupan kita. Contohnya, saya menyukai drama-drama historikal (model saeguk, wuxia, atau taiga, meski taiga agak-agak malas nonton karena ceritanya benar-benar mengikuti sejarah yang notabene biasanya berakhir tragis). Dari film-film atau drama-drama itu kita mempelajari lebih lanjut lewat media yang lain seperti internet dan buku-buku ilmu pengetahuan. Ilmu itu nggak semuanya harus datang dari bangku sekolah, bukan?

Komutta & Streetdirectory: Aplikasi Android Untuk Warga Jakarta dengan Mobilitas Tinggi


Ada saat-saat saya harus mengelilingi kota tempat turun-temurun keluarga saya berdiam. Sedikit-sedikit saya harus melihat peta Jakarta dan mencari informasi angkutan umum di internet. Untunglah, zaman sekarang yang namanya teknologi terus berkembang. Dengan berbekal ponsel ber-platform android dengan dua aplikasi yang senantiasa mendampingin saya, mengililingi Jakarta pun bukan hal yang sulit lagi.

Tampilan komutta
Aplikasi pertama adalah komutta. Aplikasi ini sangat membantu saya saat saya harus mengililingi Jakarta dengan transjakarta. Tinggal tik dari halte mana kita berangkat dan halte tujuan kita. Otomatis aplikasi ini akan memunculkan halte-halte busway yang akan kita lewati dan halte tempat transit. Untuk informasi jalur-jalur khusus belum ada di aplikasi ini, tapi aplikasi ini membuat kita bisa melihat CCTV dari halte transjakarta tertentu, hebat bukan? Selain info transjakarta, aplikasi ini juga menyematkan jadwal kereta (memang sih kadang jadwalnya meleset), ada alarmnya pula agar kita tidak ketinggalan kereta. Nomor telepon untuk taksi yang ada di Jakarta juga ada. Daftar angkutan umum juga oke.
Tampilan Streetdirectory

Aplikasi kedua adalah streetdirectory. Aplikasi ini berupa map, ada juga sih info tentang perusahaan, tapi saya lebih suka dengan aplikasi map-nya. Lalu kenapa saya tidak menggunakan google map? Saya merasa aplikasi lebih lengkap dibanding google map. Setahu saya sih (maap kalau salah) streetdirectory langsung ke lapangan dengan berbekal GPS, sedangkan google map lewat setelit.

Memang ya, zaman sekarang teknologi makin maju saja. Jadi, saya nggak perlu khawatir lagi tersesat di kota tempat kelahiran saya ini.